Selasa, 09 Juni 2015

Siapa yang kenal siapa?

Mungkin karena saya sedikit tergelitik setelah membaca sebuah posting di blog rekan saya di turun tangan aceh, saya jadi berniat untuk menggubah sebuah tulisan mengenai saya dan turun tangan aceh. yah, bukan karena apa-apa. hanya saja saya pikir pengalaman saya ini layak untuk di share. Seperti yang sudah acap kali saya share di blog ini mengenai masa lalu saya, pergaulan, dan cara saya memperlakukan orang lain, tentunya pembaca blog ini memahami sejauh mana level ke-antisosial-an saya terhadap dunia diluar jangkauan saya. persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak bukanlah hal yang menurut saya penting untuk dipikirkan. saya hampir melakuan semua hal sendirian yang dalam artiannya saya tidak akan mengganggu orang lain dengan segala masalah yang saya miliki dan memecahkan semua masalah saya punya sendirian, dan orang lain tidak berhak untuk mengganggu saya dengan segala masalahnya. masa bodoh, sungguh saya menyukai kesendirian. sungguh saya hanya mencintai diri saya sendiri.

sampai pada akhirnya salah satu teman terdekat saya yang merupakan teman saya dari masa sekolah dasar –juga teman satu kontrakan saya– yang jadi salah satu pendahulu dalam organisasi ini mengajak saya untuk bergabung dan saya selalu memberikan alasan untuk menolaknya. saya selalu menyampaikan bahwa saya sedang sangat sibuk mengajar di sebuah sekolah. berlogika ini dan itu, sampai teman saya ini berhenti.

setelah beberapa waktu berlalu. malam itu, teman saya ini membawa rekannya untuk menjadi tamu dan menginap di rumah kami. saya tetap tidak perduli dan membiarkan dia melakukan apapun yang dia sukai. namun, sejauh yang bisa saya ingat, sedikit banyak saya tertarik dengan tamu kami ini. tamu kami ini merupakan pria yang sudah tidak muda lagi, pria paruh baya yang kabarnya ia merupakan seorang pegawai di salah satu instansi pemerintahan di bireun. saya mencoba mengobrol panjang lebar dengan tamu ini, bercerita mengenai banyak hal mulai dari yang penting sampai dari yang tidak penting, walaupun kebanyakan saya hanya jadi pendengar yang baik. beliau sangat humoris sekali.
waktu semakin malam dan saya, memutuskan untuk keluar untuk membeli makanan dan sang tamu ini meminta untuk menemani saya keluar. saya setuju. kami menaiki motor saya dan mulai mengobrol lagi. dia bertanya, ‘mau kau dek, dipimpin oleh orang yang tidak baik? kalau aku gak mau. makanya aku ikut turun tangan.’

Beliau ini jauh-jauh datang dari bireun meninggalkan ke enam anaknya yang kecil-kecil untuk ambil peran dalam memperjuangkan kebaikan untuk banyak orang. saya terdiam sejenak dan menjawab, ‘entahlah.’ perasaan saya tergelitik. Beberapa hari setelahnya, satu-satunya teman terdekat saya di kampus unsyiah yang juga merupakan kakak senior angkatan saya menyatakan bahwa dia mau ikut turun tangan. saya hanya tersenyum dan mengatakan mungkin saya akan ikut, nanti. sampai akhirnya dia tamat kuliah dan pergi ke jakarta untuk bekerja.

Sepeninggalan kakak ini, saya sedikit merasa bosan dan mulai mempertimbangkan untuk bergabung. saya mulai mendukung teman sekontrakan saya ini –namanya rahmad– untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil seperti sekedar mengantar atau menemaninya menjemput barang-barang perlengkapan turun tangan aceh, saya mengamati dan membantu hal yang remeh-temeh. well, singkat cerita lama-kelamaan akhirnya saya bergabung begitu saja. tanpa ketertarikan apa-apa. Tugas pertama secara langsung di turun tangan aceh adalah menangani sebuah kelas yang berisikan puluhan siswa sekolah dasar untuk diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan umum untuk keperluan olimpiade ataupun cerdas-cermat. saya berusaha mengajar sebaik mungkin, membuat para siswa semengerti mungkin dengan apa yang saya ajarkan. selebihnya, saya jadi sangat pendiam ketika bertemu dengan sesama rekan pengajar turun tangan. saya selalu memilih tempat duduk di sudut tanpa mau terlalu banyak terlibat dengan forum ketika tiba masanya untuk rapat atau sekedar berdiskusi. saya berbicara ketika ditanya, dan hanya mengangguk ketika setuju. saya sulit menerima orang baru, saya tidak merasa nyaman dengan keramaian.

Tugas berikutnya adalah mengajar anak-anak di perkampungan tempat pembuangan sampah akhir, mengajar anak-anak yang kurang beruntung yang mereka harus menjadi pemulung. sampai akhirnya ada rekan pengajar perempuan yang usianya lebih muda dari saya mengatakan kalau tidaklah baik untuk menjadi begitu pendiam dan tidak pedulian. sang junior ini berkata begini dan begitu, mencoba mengobrol, dan bertanya ini dan itu. sampai saya merasa nantinya akan ada banyak orang yang mengerti bagaimana saya ini, dan akhirnya terbukti orang-orang ini menerima keunikan saya, semudah itu, ya hanya semudah itu. sampai saya mengubah pandangan saya terhadap organisasi ini secara keseluruhan, walaupun itu waktunya tidak sebentar.

Nah sekarang, turun tangan aceh sudah semakin besar. orang-orangnya sudah sangat banyak. cara saya bersikap terhadap orang baru sudah begitu berubah, saya sudah bisa menempatkan diri saya, seolah saya tidak pernah menjadi sangat kaku dan tidak menyenangkan. ditambah lagi, sahabat-sahabat lama saya yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari itu memutuskan untuk bergabung dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya.
dan lagi setiap waktu selalu ada orang baru yang bergabung, selalu ada kelakuan unik yang tidak akan ada habisnya untuk diperhatikan. sangat menarik dan menyenangkan. saat ini saya selalu menganggap turun tangan aceh ini adalah sesuatu yang punya tempat jauh di bagian terdalam pemikiran saya, itu sudah menjadi sebuah laboratorium kepribadian pribadi milik saya yang membatu saya dimanapun. yang saya bisa menemukan orang dengan karakter apapun dan mengetahui cara berinteraksi dengannya, serta menemukan banyak orang-orang yang tulus hatinya.

saya senang berada disini.
Begitulah saya, dan segala kekurangan saya, dan sejauh itulah perasaan saya. dan lagi tulisan ini sudah menjadi lumayan panjang begini, saatnya mengakhirinya sampai disini.
walaupun tulisan saya ini mungkin sedikit rumit untuk dimengerti, tapi tidak apa-apa, sedikit banyak saya sudah menyampaikan apa yang saya inginkan. ohya, saya menemukan beberapa orang baru yang punya sifat yang sama seperti saya dulu. semoga saja mereka menemukan pencerahan dan mampu mencari tempatnya berpijak dalam dunia pergaulan melalui turun tangan aceh ini.
:D
PEJUANG BUKAN!? HADAPI!!


image
Oleh Muharri Aqly

1 komentar:

Posting Komentar