Di
hari minggu pagi, Blang padang tetap ramai seperti biasanya. Banyak
masyarakat dari berbagai kalangan yang datang untuk berolahraga,
berkumpul dengan sahabat dan komunitasnya. Ada juga yang bahkan ke blang
padang hanya sekedar menyicipi kuliner. Terlihat begitu ramai masyarakat disana. Masing-masing dari mereka mempunyai aktivitas sendiri.
Pagi
pukul 08.00, sekelompok pemuda pemudi terlihat sedang sibuk mengutip
sampah yang berserakan direrumputan maupun di sekitaran lokasi kuliner
Blang Padang. Ada tulisan “Turun Tangan” dikaos mereka. Ada juga kaos
yang bertuliskan “Aku Relawan, Bukan Bayaran”, “Relawan Rp.0” dan
sebagainya. Mereka berkeliling lapangan sambil membawa kantong plastik
merah besar yang berisi banyak sampah kering. Lalu kantong plastik
berisi sampah itu mereka dibuang ke konteiner sampah yang ada di sudut
lapangan.
Ya,
saya tergabung kedalam salah satu dari mereka. Saya dan teman-teman
adalah relawan Turun Tangan. Berdasarkan agenda yang sudah ada, pagi
Minggu adalah jadwal kami mengutip sampah-sampah yang dibuang
sembarangan di Blang Padang. Niat sih memang murni bersih-bersih
lingkungan. Sambil menyelam minum air. Sambil mengutip sampah saya juga
bisa kenalan dengan orang baru di blang padang. #eh
Setelah
bersih-bersih, para relawan pun menuju Black Jack, salah satu warkop
terdekat dari Blang Padang. Saya bersama teman-teman mengadakan diskusi
dengan para orang tua dari komunitas Awak Awai. Komunitas Awak Awai
adalah komunitas penggemar sepeda ontel. Visi misi komunitas ini
bertujuan untuk berolahraga, rekreasi dan silahturahmi. Kami saling
bertukar pendapat tentang politik, komunikasi, Anis Baswedan, dan Turun
Tangan.
Diskusi
berjalan sangat asik diselangi canda dan tawa. Di diskusi ini kami
bukan mempromosikan habis-habisan bahwa Anies Baswedan harus bisa
menjadi Capres nantinya, tapi kami sekedar bersilahturahmi. Pada akhir
diskusi diambil kesimpulan bahwa komunitas Relawan Turun Tangan dan
Komunitas Ontel Awak Awai saling mendukung dalam hal sosial. Bukan
politik. Mereka juga mewanti-wanti bahwa jika Anies orang baik, maka ia
harus baik juga pada masa kepemimpinannya. Terlebih lagi jika sudah
menceburkan diri di dunia politik yang terlanjur berlabelkan kotor.
Bagi
kamu yang belum tau apa itu komunitas relawan Turun Tangan, komunitas
ini adalah komunitasnya para relawan yang bergerak turun tangan secara
langsung dan berusaha menggerakkan orang lain dalam kegiatan sosial,
pendidikan maupun lingkungan. Prinsip dari komunitas ini adalah suatu
perubahan tidak akan terjadi jika banyak orang yang urun tangan pada
suatu permasalahan. Turun tangan, sekaligus arti dari namanya mengajak
orang lain agar bisa terlibat dan ikut campur (dalam hal baik). Sebagian
orang akan menganggap Turun Tangan adalah kampanye dari Anies Baswedan.
Tapi kampanye ini dipastikan lebih baik dari pada harus mengeluarkan
kocek yang mahal karena spanduk, baliho. Apa lagi bagi-bagi uang yang
terkesan boros dibumbui janji-janji manis.
Kenapa
saya sampai bisa menjadi relawan? Jawabannya karena “penasaran”. Haha.
Iya benar, penasaran. Ada salah seorang senior saya dikampus pernah
berulang kali ingin bertemu dengan saya. Katanya ia mau membicarakan
sesuatu dan ingin mengajak saya untuk bergabung dikomunitasnya,
komunitas Turun Tangan namanya. Pada waktu itu saya menolak tawarannya
karena saya harus punya persiapan baik untuk berangkat ke Nagan Raya
dalam rangka KKP (Kuliah Kerja Praktik) di PT. Fajar Baizury and
Brothers. Nah, setelah sebulan pulang dari KKP, senior saya ini tetap keukeuh mengajak
saya ikut bergabung. Saya pun akhirnya luluh. Untuk pertama kali saya
duduk bersama relawan Turun Tangan lainnya. Kami berdiskusi untuk
membicarakan agenda yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Sedikit
gambaran tentang Turun tangan, Turun Tangan sebenarnya adalah komunitas
yang di anisiasi oleh Anies Baswedan. Turun Tangan adalah komunitas
penggerak agar pemuda pemudi cepat tanggap pada suatu permasalahan.
Bukan lipat tangan dan tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi.
Sebagai
peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Anis Baswedan ingin
menjadi salah satu capres pada pemilu 2014 mendatang. Anies Baswedan
ingin sekali mengubah habit orang Indonesia untuk bisa ikut turun
tangan bukan hanya diam dan mendiamkan. Jadi, relawan yang masuk ke
komunitas Turun Tangan adalah pendukung Anies Baswedan, namun tidak
menutup kemunkinan jika ada salah satu relawan yang berbeda pilihannya.
Anies sendiri tidak mempermasalahkan siapa pun yang menjadi pemimpin
untuk Indonesia nanti. Yang penting siapapun yang menjadi pemimpin nanti
adalah orang baik dan baik juga pada masa kepemimpinanannya.
Sabtu
(8/3/2014) yang lalu, saya dan beberapa relawan Turun Tangan lainnya
juga melakukan aksi langsung seperti membagikan brosur, VCD, koran Turun
Tangan, Stiker dan Kalender Turun Tangan di Simpang 5 Banda Aceh. Wah,
ini adalah pengalaman saya pertama kalinya turun dijalan raya pada saat
lampu merah! Jantung saya berdegup kencang. Bayangkan, untuk menyebrang
ke jalan raya saja saya sudah ngeri, apalagi saya harus berlama-lama
selama lampu merah menyala. Sekali-kali saya melihat lampu lalu lintas
apakah sudah hijau atau belum. Saya khawatir kendaraan mulai membunyikan
klakson sedangkan saya masih berleha-leha di lampu merah. Huft. Saya
benar-benar panik!
Tapi moment membagikan
brosur, VCD dan sebagainya di lampu merah ternyata memberikan arti bagi
saya. Teriknya sinar matahari pada saat itu sudah tidak lagi terasa
karena saya benar-benar enjoy dengan kegiatan tersebut. Saya
tidak sendiri pada saat aksi. Banyak juga teman saya yang perempuan dan
laki-laki membagikan brosur. Kami tersebar di titik simpang yang
berbeda.
Setelah
aksi di simpang 5, kami pun beristirahat di dekat Taman Makam Pahlawan.
Nikmat rasanya ketika minuman dingin melewati tenggorakan saya yang
kering. Sialnya akibat bandel, minuman dingin tersebut malah membuat
saya belum fit total sampai sekarang. Batuk dan pilek seakan menggangu.
Hanya
dalam hitungan 2 hari mengikuti kegiatan Turun Tangan, saya merasakan
“aura” yang berbeda. Saya memang tidak terlalu mengerti dan mengenal
dunia politik lebih dalam. Tapi rasanya sangat miris jika saya menutup
mata, telinga dan pikiran tentang politik. Bagi saya, warga negara yang
baik adalah mereka yang mengerti tentang permasalahan negara mereka
sendiri dan turun tangan untuk menyelesaikannya.
Persis
seperti yang dikatakan Pak Anies Baswedan dalam pidatonya, “Kita harus
memuculkan kepemimpinan yang bisa mengajak semua orang untuk turun
tangan, terlibat dan melunasi bersama janji kemerdekaan. Indonesia ini
adalah Indonesia kita semua, milik kita bersama. Mari kita miliki
masalah yang ada di negeri ini, lalu kita turun tangan ramai-ramai
menyelesaikan masalah yang ada”.
Namun,
sadar atau tidak Turun Tangan tetap merupakan gerakan politik karena
ada di belakang sosok yang sedang berkompetisi di dunia politik. Tapi,
saya rasa gerakan politik Anies Baswedan berbeda. Anies mengajak kita
untuk berkomunikasi politik gaya baru, yang hemat, ramah, dan tepat
sasaran.
Siapapun
kamu dan mereka, tetaplah memilih hal yang baik-baik. termasuk memilih
calon pemimpin yang baik. Sebelum dipimpin nantinya, pastikan kita
sendiri bisa memimpin diri sendiri. Apa yang bisa kita lakukan? Ya
turun tangan rame-rame!
Oya, Anies Baswedan and team akan
datang ke Aceh beberapa hari yang akan datang. Relawan turun tangan
Aceh siap menyambut! Turun Tangan Aceh akan terus melakukan aksi yang
menginspirasi :)
Oleh Keumala Fadhiela
0 komentar:
Posting Komentar