Rabu, 22 Oktober 2014

Turun Tangan, Bukan Lipat Tangan!



Di hari minggu pagi, Blang padang tetap ramai seperti biasanya. Banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang datang untuk berolahraga, berkumpul dengan sahabat dan komunitasnya. Ada juga yang bahkan ke blang padang hanya sekedar menyicipi kuliner. Terlihat  begitu ramai masyarakat disana. Masing-masing dari mereka mempunyai aktivitas sendiri.

Pagi pukul 08.00, sekelompok pemuda pemudi terlihat sedang sibuk mengutip sampah yang berserakan direrumputan maupun di sekitaran lokasi kuliner Blang Padang. Ada tulisan “Turun Tangan” dikaos mereka. Ada juga kaos yang bertuliskan “Aku Relawan, Bukan Bayaran”, “Relawan Rp.0” dan sebagainya. Mereka berkeliling lapangan sambil membawa kantong plastik merah besar yang berisi banyak sampah kering. Lalu kantong plastik berisi sampah itu mereka dibuang ke konteiner sampah yang ada di sudut lapangan.


Ya, saya tergabung kedalam salah satu dari mereka. Saya dan teman-teman adalah relawan Turun Tangan. Berdasarkan agenda yang sudah ada, pagi Minggu adalah jadwal kami mengutip sampah-sampah yang dibuang sembarangan di Blang Padang. Niat sih memang murni bersih-bersih lingkungan. Sambil menyelam minum air. Sambil mengutip sampah saya juga bisa kenalan dengan orang baru di blang padang. #eh

Setelah bersih-bersih, para relawan pun menuju Black Jack, salah satu warkop terdekat dari Blang Padang. Saya bersama teman-teman mengadakan diskusi dengan para orang tua dari komunitas Awak Awai. Komunitas Awak Awai adalah komunitas penggemar sepeda ontel. Visi misi komunitas ini bertujuan untuk berolahraga, rekreasi dan silahturahmi. Kami saling bertukar pendapat tentang politik, komunikasi, Anis Baswedan, dan Turun Tangan.

Diskusi berjalan sangat asik diselangi canda dan tawa. Di diskusi ini kami bukan mempromosikan habis-habisan bahwa Anies Baswedan harus bisa menjadi Capres nantinya, tapi kami sekedar bersilahturahmi. Pada akhir diskusi diambil kesimpulan bahwa komunitas Relawan Turun Tangan dan Komunitas Ontel Awak Awai saling mendukung dalam hal sosial. Bukan politik. Mereka juga mewanti-wanti bahwa jika Anies orang baik, maka ia harus baik juga pada masa kepemimpinannya. Terlebih lagi jika sudah menceburkan diri di dunia politik yang terlanjur berlabelkan kotor.




Bagi kamu yang belum tau apa itu komunitas relawan Turun Tangan, komunitas ini adalah komunitasnya para relawan yang bergerak turun tangan secara langsung dan berusaha menggerakkan orang lain dalam kegiatan sosial, pendidikan maupun lingkungan. Prinsip dari komunitas ini adalah suatu perubahan tidak akan terjadi jika banyak orang yang urun tangan pada suatu permasalahan. Turun tangan, sekaligus arti dari namanya mengajak orang lain agar bisa terlibat dan ikut campur (dalam hal baik). Sebagian orang akan menganggap Turun Tangan adalah kampanye dari Anies Baswedan. Tapi kampanye ini dipastikan lebih baik dari pada harus mengeluarkan kocek yang mahal karena spanduk, baliho. Apa lagi bagi-bagi uang yang terkesan boros dibumbui janji-janji manis.

Kenapa saya sampai bisa menjadi relawan? Jawabannya karena “penasaran”. Haha. Iya benar, penasaran. Ada salah seorang senior saya dikampus pernah berulang kali ingin bertemu dengan saya. Katanya ia mau membicarakan sesuatu dan ingin mengajak saya untuk bergabung dikomunitasnya, komunitas Turun Tangan namanya. Pada waktu itu saya menolak tawarannya karena saya harus punya persiapan baik untuk berangkat ke Nagan Raya dalam rangka KKP (Kuliah Kerja Praktik) di PT. Fajar Baizury and Brothers. Nah, setelah sebulan pulang dari KKP, senior saya ini tetap keukeuh mengajak saya ikut bergabung. Saya pun akhirnya luluh. Untuk pertama kali saya duduk bersama relawan Turun Tangan lainnya. Kami berdiskusi untuk membicarakan agenda yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Sedikit gambaran tentang Turun tangan, Turun Tangan sebenarnya adalah komunitas yang di anisiasi oleh Anies Baswedan. Turun Tangan adalah komunitas penggerak agar pemuda pemudi cepat tanggap pada suatu permasalahan. Bukan lipat tangan dan tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi.

Sebagai peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Anis Baswedan ingin menjadi salah satu capres pada pemilu 2014 mendatang. Anies Baswedan ingin sekali mengubah habit orang Indonesia untuk bisa ikut turun tangan bukan hanya diam dan mendiamkan. Jadi, relawan yang masuk ke komunitas Turun Tangan adalah pendukung Anies Baswedan, namun tidak menutup kemunkinan jika ada salah satu relawan yang berbeda pilihannya. Anies sendiri tidak mempermasalahkan siapa pun yang menjadi pemimpin untuk Indonesia nanti. Yang penting siapapun yang menjadi pemimpin nanti adalah orang baik dan baik juga pada masa kepemimpinanannya.



Sabtu (8/3/2014) yang lalu, saya dan beberapa relawan Turun Tangan lainnya juga melakukan aksi langsung seperti membagikan brosur, VCD, koran Turun Tangan, Stiker dan Kalender Turun Tangan di Simpang 5 Banda Aceh. Wah, ini adalah pengalaman saya pertama kalinya turun dijalan raya pada saat lampu merah! Jantung saya berdegup kencang. Bayangkan, untuk menyebrang ke jalan raya saja saya sudah ngeri, apalagi saya harus berlama-lama selama lampu merah menyala. Sekali-kali saya melihat lampu lalu lintas apakah sudah hijau atau belum. Saya khawatir kendaraan mulai membunyikan klakson sedangkan saya masih berleha-leha di lampu merah. Huft. Saya benar-benar panik!
Tapi moment membagikan brosur, VCD dan sebagainya di lampu merah ternyata memberikan arti bagi saya. Teriknya sinar matahari pada saat itu sudah tidak lagi terasa karena saya benar-benar enjoy dengan kegiatan tersebut. Saya tidak sendiri pada saat aksi. Banyak juga teman saya yang perempuan dan laki-laki membagikan brosur. Kami tersebar di titik simpang yang berbeda.

Setelah aksi di simpang 5, kami pun beristirahat di dekat Taman Makam Pahlawan. Nikmat rasanya ketika minuman dingin melewati tenggorakan saya yang kering. Sialnya akibat bandel, minuman dingin tersebut malah membuat saya belum fit total sampai sekarang. Batuk dan pilek seakan menggangu.




 Pukul 12 kami para relawan menuju MIN Masjid Raya untuk mengajarkan ibu-ibu guru disana belajar komputer. Sesampai disana, kami disambut hangat oleh para dewan guru. Mas rimba, sebagai koordinator Turun Tangan Aceh menjadi pemandu untuk pelatihan komputer. Para guru diajarkan tentang bagaimana membuat slide presentasi melalui Microsoft Power Point. Memang, masih banyak diantar guru MIN Masjid Raya yang belum akrab dengan laptop mereka sendiri. Masih banyak guru yang belum mengerti bagaimana menggunakan Power Point. Kami pun mengajari mereka dengan ikhlas dan sabar. Bukankah lebih baik Turun Tangan daripada hanya sekedar membiarkan, bukan?


Hanya dalam hitungan 2 hari mengikuti kegiatan Turun Tangan, saya merasakan “aura” yang berbeda. Saya memang tidak terlalu mengerti dan mengenal dunia politik lebih dalam. Tapi rasanya sangat miris jika saya menutup mata, telinga dan pikiran tentang politik. Bagi saya, warga negara yang baik adalah mereka yang mengerti tentang permasalahan negara mereka sendiri dan turun tangan untuk menyelesaikannya.

Persis seperti yang dikatakan Pak Anies Baswedan dalam pidatonya, “Kita harus memuculkan kepemimpinan yang bisa mengajak  semua orang untuk turun tangan, terlibat dan melunasi bersama janji kemerdekaan. Indonesia ini adalah Indonesia kita semua, milik kita bersama. Mari kita miliki masalah yang ada di negeri ini, lalu kita turun tangan ramai-ramai menyelesaikan masalah yang ada”.

Namun, sadar atau tidak Turun Tangan tetap merupakan gerakan politik karena ada di belakang sosok yang sedang berkompetisi di dunia politik. Tapi, saya rasa gerakan politik Anies Baswedan berbeda. Anies mengajak kita untuk berkomunikasi politik gaya baru, yang hemat, ramah, dan tepat sasaran.
Siapapun kamu dan mereka, tetaplah memilih hal yang baik-baik. termasuk memilih calon pemimpin yang baik. Sebelum dipimpin nantinya, pastikan kita sendiri bisa memimpin diri sendiri.  Apa yang bisa kita lakukan? Ya turun tangan rame-rame!

Oya, Anies Baswedan and team akan datang ke Aceh beberapa hari yang akan datang. Relawan turun tangan Aceh siap menyambut! Turun Tangan Aceh akan terus melakukan aksi yang menginspirasi :)
Oleh Keumala Fadhiela

0 komentar:

Posting Komentar