Ngobras, Ngobrol Asik Ala Anak Muda Aceh
(Jumat malam, 28/3/2014), Untuk pertama kalinya, relawan Turun Tangan Aceh
membuat diskusi publik yang bertema “Anak
Muda, Melakukan apa?” di 3 in 1 Coffee Shop, Lampineung, Banda Aceh. Ngobras berhasil
menarik perhatian beberapa media dan aktivis sosial malam itu. Pernah nonton
ILC (Indonesia Lawyers Club) yang ada di stasiun TV Merah Putih kan? Nah, Forum
diskusi ini dikemas sedemikian rupa sehingga tampak dan berjalan seperti sistem
diskusi di ILC. Diskusi terasa lebih asik dan tidak terkesan kaku.
Kegiatan yang dilakukan oleh relawan Turun Tangan Aceh ini mengundang 4 pembicara yaitu Saifuddin
Bantasyam (Dosen Fakultas Hukum Unsyiah), Muda Bentara (Pegiat Isu Sosial dan
IT), Askalani (Aktivis Anti Korupsi) dan Hijrah Saputra Yunus (Entrepreneur
Muda-Owner Piyoh). Ngobras dihadiri beberapa
komunitas serta perwakilan dari OSIS sekitar Banda Aceh. Selain itu juga hadir
anak muda dari beberapa kota di Aceh maupun dari pulau Jawa yang sedang studi
di Banda Aceh.
Ngobras malam itu mendiskusikan tentang peran serta kriteria anak muda
Indonesia dapat yang membangun negeri, Aceh khususnya. Forum berlangsung selama
tidak lebih dari 2,5 jam. Ngobras menjadi kegiatan yang produktif dan asik karena diskusi diselangi canda tawa
dan para peserta saling memberikan argumen positif yang ingin menjadikan Aceh
menjadi lebih baik.
Ya, Kegiatan rutin mingguan dari Turun Tangan ini membuat saya juga harus
ikut turun tangan. Ada beberapa kegiatan yang harus saya ikuti dan saya
korbankan. Tapi rasanya sangat puas jika kita sudah mampu menyelesaikan satu
kegiatan. Ada hasil kepuasan yang kita dapatkan meskipun pada akhirnya hanya
lelah yang tertinggal. Lelah bukan apa-apa jika dibandingkan dengan pengalaman
dan berkumpul dengan teman-teman.
Malam itu diskusi terasa sangat lancar. Prediksi sih maksimal hanya 70 an
orang yang hadir di acara ngobras. Tapi ternyata mungkin karena publikasi dan
aspirasi, akhirnya acara ini berhasil mengundang 100 lebih orang tua dan anak
muda yang hadir. Alhamdulillah
“Ini peran kita untuk mewujudkan perubahan.
Turun tangan berarti kita tidak boleh diam”, ujar Juwita Fitra Sari, Relawan Turun Tangan Ciasem yang
juga ikut hadir di malam acara.
Fairuziana Humam, selaku Alumni Pencerah Nusantara dan juga menjadi
moderator acara mengungkapkan bahwa menjadi seorang anak muda Aceh berarti
harus bisa membuat Aceh lebih maju. Hal ini bisa dilakukan dengan cara turun
tangan bersama serta menekuni bakat dan minat masing-masing. Menjadi anak muda
yang menginspirasi bisa dilakukan dari hal-hal kecil, contohnya dengan menulis.
Baiquni Hasbi, salah seorang anggota Komunitas Gaminong Blogger juga berkata, “Tidak ada komunitas yang tidak baik.
semuanya bergerak dibidang masing-masing. Hal kecil yang dapat kita lakukan
adalah dengan cara menulis hal-hal yang positif”.
Di dalam diskusi, banyak dibahas tentang peran warung kopi di Aceh yang
kini menjadi tempat berkumpulnya anak muda. Dengan fakta yang terjadi, warung
kopi seharusnya bisa melahirkan gerakan movement
tanpa harus menyalahkan fasilitas (wifi). “ Masyarakat
Aceh yang sering nongkrong di warung kopi jangan dijadikan suatu kelemahan,
tapi kelebihan dari sebuah kultur”, ujar salah satu peserta dalam diskusi.
Oleh karena itu, inisiasi dari gerakan turun tangan diharapkan menjadi motivasi
semua kalangan khususnya generasi muda agar bisa segera take action demi perubahan untuk negeri.
GIB dan Disbudpar Aceh, untuk #CharmingBandaAceh
Keesokan harinya, (Sabtu, 29/3/2014), di NA Coffe, Banda Aceh, Saya bertemu
dengan teman-teman di komunitas GIB (Gaminong Blogger). Kami bertemu untuk
sekedar sharing tentang suka, cita,
tips, trik dan berkah dari ngeblog. Banyak hal yang saya dapatkan. Terutama motivasi
untuk terus menulis.
“Kita menulis
tidak untuk dipahami, tetapi untuk memahami.”
Sebenarnya saya sudah lama di Komunitas GIB ini. Hanya saja karena saya
jarang kopdar (kopi darat) dengan anggota yang lain, jadi nama anggota yang
lain saja saya masih lupa-lupa ingat. Hehe.
Gam Inong Blogger (GIB) yang pada awalnya sebagai wadah bertemu nya para
blogger, kini menjadi salah satu senjata ampuh promosi wisata yang mensupport
Dinas Budaya dan Pariwisata Banda Aceh. Hal ini terbukti sejak GIB pertama
kalinya diberi kesempatan memberikan pelatihan blog kepada finalis Duta Wisata
Banda Aceh 2014 beberapa waktu lalu. Kini, GIB dipercayakan sebagai komunitas
yang memberikan sosialisasi tentang kompetisi blog yang diselenggarakan
oleh Dinas Budaya dan pariwisata Banda Aceh.
Jadi intinya, blog kini dilirik sebagai wadah jitu untuk mempromosikan
kekayaan wisata yang ada di Banda Aceh. Baik wisata alam, bahari, kuliner,
budaya, sejarah, religi, maupun wisata belanja. Menarik bukan? Kalau bukan anak
Aceh sendiri yang meng-ekspos, apa harus tunggu orang luar dulu yang mengagumi
negeri (Aceh) kita ini? Think
again!
Wah, kalau bahas ngeblog, saya sih bakal bersyukur sekali kerena
diberikan kemampuan untuk menulis. Apalagi menulis dalam 1 malam! Haha. Meski
kalimatnya jadi amburadul dan gak nyambung sama sekali, saya tetap bersyukur.
Mudah-mudah menulis menjadi suatu konsistensi yak. *peace*. Yuk mari menulis
apa saja :)
Pembekalan dari Relawan Turun Tangan Ciasem
Mbak Gina, Anggun dan Juwita memberikan games, pengarahan dan diskusi
kepada seluruh relawan. Ada beberapa relawan baru yang datang. Mereka terlihat
antusias dan senang bergabung untuk pertama kalinya.
Yah, akhirnya weekend ini sangat full terisi. Hehe
Yang paling penting kebersamaan. Disaat kita bisa berbagi wawasan, ilmu,
dan pengalaman, maka lelah semuanya bisa terbayarkan. Eh btw busway, saya juga
sebenarnya melewatkan beberapa kegiatan yang lain di hari Sabtu dan Minggu. Ada
rapat Sobat Bumi dan acara akbar Earth Hour di Hermes Hotel. Wah wah, I am
sorry so bad lah yaa. Life is choice. Kita punya 2 kaki, tapi kita hanya punya 1
jalan. Pilih lah! Coblos no 7. Eh :p
Ditulis Keumala Fadhiela
0 komentar:
Posting Komentar